"Melepas Dahaga dengan Cawan Tua (Topik Mulyana)






Judul: Melepas Dahaga dengan Cawan Tua
Penulis: Topik Mulyana
Penerbit: Salamadani Grafindo
jml hlm: xxiii + 224
Harga: Rp35.000,00


"Topik Mulyana menyadari benar bahwa hikmah yang disuguhkan bulat-bulat bukan hanya akan membuat orang merasa digurui, tapi juga dicekoki. Maka, ia biarkan hikmah berkelindan dalam prosa, seolah hendak menguji secerdas apa pembaca menangkapnya."

-Benny Arnas-
Continue Reading | komentar

Novel "Sang Pemusar Gelombang" (M. Irfan Hidayatullah)


"Akulah petualangan yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiannya di tengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan, dan kehidupan yang baik bagi tanah air di bawah naungan Islam yang hanif." (Hasan Al-Banna)

Sosok dan teladan Syaikh Hasan Al-Banna telah menciptakan pusaran gelombang pemikiran dan perubahan yang mampu menginspirasi generasi demi generasi. Pusaran gelombang itu pula yang memengaruhi tokoh-tokoh utama dalam novel ini: Hasan si pemuda yang gegar identitas; Randy si aktivis dakwah militan; dan Cikal, seleb superstar yang terjebak dalam kubangan hedonisme. Di tengah romantika hidup mereka masing-masing, figur sang teladan dan pemikiran-pemikirannya menjadi jalan cahaya sekaligus mempertemukan mereka.

Dilatari intrik multidimensi yang dibumbui konspirasi, pergolakan batin, hingga asmara, novel ini akan membawa Anda pada gelombang perubahan yang dipusarkan oleh sosok Imam Syahid, Hasan Al-Banna.

"Tepat sekali kehadiran novel ini di tengah manusia negeri ini yang sedang galau. Lewat novel ini, Irfan mengajak kita untuk bekerja menghadapi realitas, bukan mengeluh dan melarikan diri darinya."

- H. M. Anis Matta, Lc
Continue Reading | komentar

Novel "Suwung" (Hendra Purnama)


Judul                : Suwung
Penulis             : Hendra Purnama
Penerbit           : Republika
Tahun Terbit    : 2012

Kita tidak dapat menyalahkan cinta yang datang dan juga kita tidak dapat menyalahkan mengapa kejadian buruk harus menghampiri. Ketika sebuah kejadian begitu buruk  datang, otak dan hati tak dapat memungkirinya. Rasanya pada saat itulah teradi proses yang membuat cara seseorang menerima kenyataan. Lalu timbullah  cara yang berbeda- beda.

Indra, Irwan, Zaki, Nisa dan Airin juga Sulisati hidup dengan cerita masing- masing. Terrnyatata memiliki keterkaitan satu sama lain. Menyatu pada suatu waktu menjadi seperti sebuah lingkaran.  Airin, seorang psikolog yang harus menyaksikan cerita dari kelima orang lainnya. Airin harus melihat mozaik- mozaik cerita terangkai tentang sebuah masa lalu yang kelam diantara beberapa tokoh. Juga cinta yang antara mereka yang dikira sudah usai ternyata belum benar- benar usai.

Novel ini menggambarkan kejadian yang menimpa akan mempengaruhi sosok individu. Apa yang kan kau lakukan pada dirimu jika kau menemukan suatu masa saat kejadian buruk enggan lepas dari memorimu? Lari dari kenyataan? Atau menjadi orang lain? Atau mungkin kau melarikan diri pada dunia dalam coretan- coretan pensil?.

Hidup adalah pilihan. Memilih untuk tetap hidup adalah pilihan. Menerima kenyataan walaupun itu berat akan memiliki kemungkinan untuk lebih baik walaupun harus melewati masa- masa sulit. Menolak kenyataan dengan mengakhiri cerita kehidupan didunia hanya akan meninggalkan jejak mengerikan.

Alur yang lurus dan sesekali mengajakmu mundur kebelakang membuat cerita menjadi singkat dan tidak perlu terganggu dengan panjang cerita yang terjadi di masa lalu para tokoh. Minimnya dialog para tokoh pendukung (mis: keluarga Irwan)  membuat novel ini fokus pada tokoh utama. Saya setuju dengan itu, karena jika muncul dialog singkat tokoh pendukung tersebut maka mungkin akan merusak penokohan yang sudah dideskripsikan.

Tapi, ada suatu hal yang membuat saya tidak terlalu memahami tokoh Indra dan Sulisati. Entah karena saya yang membaca dengan tidak baik atau memang demikian keadaan Indra sebenarnya.  Sulisati sering datang menjadi sosok yang dilihat Indra. Tapi dilain waktu Sulisati meminjam tubuh Indra membuat Indra kehilangan dirinya pada beberapa waktu.

Walaupun ada sedikit bagian- bagian membingungka, itulah yang membuat saya penasaran dengan topik kepribadian ganda. Dan akhirnya saya sudah bermuara pada halaman 382 novel ini dan secara tak langsung tulisan ini memberikan wawasan tentang ilmu psikologi. Nice novel!!, didukung untuk difilmkan!

Palembang, 15 Desember 2012

Continue Reading | komentar

Kontak FLP Jawa Barat

Jika Anda ingin:
- bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP yang ada di Jawa Barat;
- mengetahui informasi lebih jauh tentang FLP Jawa Barat;
- mengirimkan tulisan mengenai kegiatan cabang FLP Jawa Barat

silakan kirim ke email wildan.nugraha@gmail.com atau isi kontak form di bawah ini.  Terima kasih.


Nama*:
Nomor Telepon*:
Email*:
Pesan*:
SnapHost.com

Enter web form code*:
Web Form Code
* - required fields.            
Continue Reading | komentar (1)

Profil Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Barat

FORUM LINGKAR PENA (FLP) adalah organisasi tempat berkumpulnya para (calon) penulis yang berdiri pada 22 Februari 1997 di kampus UI Depok dengan tokohnya Helvy Tiana Rosa. Visi FLP adalah menjadi organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan. Asas FLP adalah Islam dengan sifat keorganisasian yang inklusif.

Organisasi ini kemudian berkembang dan mendirikan banyak wilayah serta cabang. Sampai 2011 tercatat sebanyak 129 cabang di seluruh Indonesia dan 29 wilayah serta 10 perwakilan di luar negeri, mulai dari Amerika hingga Sudan di Afrika.

Ketua Umum FLP sejak awal berdiri hingga sekarang adalah Helvy Tiana Rosa (1997-2005), M. Irfan Hidayatullah (2005-2009), dan Setiawati Intan Savitri (2009-2013).

FLP Jawa Barat
FLP Wilayah Jawa Barat didirikan pada 17 Agustus 2003 di Kota Bandung. Ketua pertama terpilih M. Irfan Hidayatullah untuk masa kepengurusan 2003-2005. Periode berikutnya Aswi (2005-2009), lalu Tasaro (2009-Februari 2011), dan Yadi Setiadi (Februari 2011-Juni 2011). Kemudian, pada Musyawarah Wilayah III FLP Jabar tanggal 5 Juni 2011 di Karawang terpilih Wildan Nugraha sebagai ketua periode 2011-2013.

FLP Jabar saat ini menaungi 11 (sebelas) FLP cabang. Kesebelas cabang tersebut adalah FLP Bandung, FLP Cianjur, FLP Cirebon, FLP Garut, FLP Jatinangor, FLP Karawang, FLP Kuningan, FLP Majalengka, FLP Purwakarta, FLP Subang, dan FLP Sukabumi.
Continue Reading | komentar
 
Copyright © 2013. Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Barat - All Rights Reserved